Turkmenistan: Kisah Negara Kaya Gas Alam yang Pernah Gratiskan Gas dan Listrik Selama 24 Tahun
Turkmenistan, sebuah negara yang terletak di Asia Tengah, pernah dikenal sebagai negara yang sangat dermawan terhadap rakyatnya dengan kebijakan menggratiskan gas, listrik, dan air selama hampir seperempat abad. Kebijakan ini dimulai pada tahun 1993 dan berlangsung hingga 2017. Negara yang berbatasan dengan Kazakhstan, Uzbekistan, Afghanistan, dan Iran ini memiliki cadangan gas alam terbesar kelima di dunia, dengan ladang gas Galkynysh sebagai salah satu yang terbesar di dunia.
Setelah merdeka pada 27 Oktober 1991, Turkmenistan dipimpin oleh Saparmurat Niyazov, yang dikenal dengan julukan Turkmenbashi atau Pemimpin Turkmenistan. Niyazov berkuasa selama lebih dari 15 tahun sebagai presiden seumur hidup dan terkenal dengan kebijakan ekonomi yang mengutamakan kesejahteraan rakyat melalui subsidi gas, listrik, dan air. Setiap warga negara Turkmenistan diberikan kuota gas dan listrik setiap bulan secara gratis. Meski gaya pemerintahannya otoriter, kebijakan ini membuat Turkmenistan dikenal sebagai negara dengan harga energi yang sangat murah bagi warganya.
Namun, setelah Niyazov meninggal dunia pada Desember 2006, kebijakan ini diteruskan oleh penggantinya, Gurbanguly Berdymukhamedov. Meskipun awalnya melanjutkan kebijakan gratis tersebut, Berdymukhamedov akhirnya mengakhiri subsidi energi ini pada 2017 dan mulai memberlakukan tarif untuk gas dan listrik. Di masa pemerintahannya, ia berfokus pada reformasi ekonomi dan mulai membuka peluang investasi asing, meskipun Turkmenistan masih sangat bergantung pada ekspor gas alam. Negara ini juga berusaha untuk mendiversifikasi ekonomi dengan memperkenalkan sektor-sektor non-energi.
Pada Maret 2022, Berdymukhamedov mengundurkan diri dan menyerahkan jabatan presiden kepada putranya, Serdar Berdymukhamedov, yang kini memimpin Turkmenistan. Era kebijakan gratis gas dan listrik pun menjadi bagian dari sejarah negara ini.