AS Pangkas Dana, Bantuan untuk Rohingya di Indonesia Tetap Berlanjut
International Organization for Migration (IOM), lembaga migrasi di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), kembali melanjutkan penyaluran bantuan bagi pengungsi Rohingya di Indonesia. Bantuan ini sempat terhenti akibat pemangkasan dana dari donor utama, Amerika Serikat (AS). Namun, kini IOM memastikan bahwa layanan kemanusiaan bagi para pengungsi, khususnya di wilayah Pekanbaru, Sumatra, telah kembali berjalan.
Kepala IOM Indonesia, Jeff Labovitz, menyatakan bahwa program bantuan kemanusiaan mereka telah aktif kembali tanpa ada rencana pengurangan layanan dalam waktu dekat. “Kami telah melanjutkan kembali program terbesar kami dalam memberikan bantuan kemanusiaan. Saya dapat memastikan bahwa layanan bagi pengungsi tetap berjalan,” ujar Labovitz pada Selasa (12/3/2024).
Dalam pernyataan terpisah melalui email, IOM menegaskan bahwa pihaknya tengah mencari berbagai alternatif untuk mengatasi tantangan pendanaan. Organisasi ini berkomitmen untuk memastikan ketersediaan sumber daya yang diperlukan guna menjaga kesinambungan bantuan kemanusiaan bagi para pengungsi.
Dampak Pengurangan Dana Terhadap Pengungsi Rohingya
Sebelumnya, pemangkasan dana dari AS menyebabkan IOM harus mengurangi bantuan bagi lebih dari 900 pengungsi Rohingya di Indonesia. Kebijakan ini merupakan bagian dari langkah pemerintahan Presiden Donald Trump yang mengurangi anggaran bantuan luar negeri, termasuk menargetkan pembubaran US Agency for International Development (USAID).
Pemotongan dana tersebut berdampak besar terhadap berbagai program kemanusiaan di seluruh dunia, termasuk bantuan bagi pengungsi Rohingya yang selama ini sangat bergantung pada dukungan internasional untuk bertahan hidup.
Berdasarkan data PBB, saat ini terdapat sekitar 2.800 pengungsi Rohingya yang berada di Indonesia. Mayoritas dari mereka berasal dari Myanmar, negara yang selama bertahun-tahun menindas komunitas Rohingya hingga memaksa mereka melarikan diri. Tanpa status kewarganegaraan yang jelas, mereka menghadapi berbagai tantangan, baik di negara asal maupun di kamp pengungsian di Bangladesh.
Untuk mencari kehidupan yang lebih baik, banyak pengungsi Rohingya nekat menempuh perjalanan berbahaya dengan perahu seadanya, melintasi lautan menuju negara-negara seperti Thailand, Indonesia, dan Malaysia. Negara-negara dengan mayoritas penduduk Muslim ini kerap menjadi tujuan utama bagi mereka yang ingin mencari suaka dan perlindungan dari kondisi yang semakin memburuk di kamp-kamp pengungsian.
IOM Berupaya Menjaga Keberlanjutan Bantuan
Meskipun sempat terdampak oleh kebijakan pemangkasan dana, IOM terus berupaya mencari solusi agar layanan kemanusiaan bagi pengungsi Rohingya tetap berjalan. Organisasi ini bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk lembaga internasional dan pemerintah lokal, guna memastikan para pengungsi mendapatkan akses terhadap kebutuhan dasar seperti pangan, tempat tinggal, dan layanan kesehatan.
Dengan kembalinya program bantuan ini, diharapkan para pengungsi Rohingya di Indonesia dapat terus menerima perlindungan dan dukungan yang mereka butuhkan. Namun, tantangan dalam hal pendanaan dan kebijakan imigrasi global tetap menjadi faktor yang perlu diperhatikan dalam upaya menangani krisis pengungsi yang terus berlangsung.