Trump Terancam Gunakan Militer untuk Merebut Terusan Panama
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dilaporkan telah memerintahkan militer AS untuk mengembangkan strategi yang bertujuan merebut kembali kontrol atas Terusan Panama, yang selama ini telah dikuasai oleh Panama sejak 1999. Langkah ini diambil untuk memastikan pengaruh AS tetap dominan di jalur vital yang menghubungkan Samudra Atlantik dengan Pasifik tersebut, sambil menghadapi potensi ancaman dari pengaruh China yang semakin meningkat di wilayah tersebut.
Terusan Panama, yang menjadi rute maritim utama bagi kapal-kapal internasional, telah berada di bawah kendali Panama sesuai dengan kesepakatan dalam Perjanjian Torrijos-Carter. Perjanjian tersebut menegaskan bahwa jalur air ini harus tetap netral dan dapat digunakan oleh semua negara tanpa hambatan. Namun, Trump selama ini terus memperingatkan bahwa kendali Panama atas terusan itu tidak hanya mengancam kepentingan ekonomi AS, tetapi juga meningkatkan kemungkinan kehadiran China yang dianggap mengancam stabilitas kawasan.
Sumber yang dekat dengan pemerintahan AS mengungkapkan, langkah tersebut mengarah pada upaya militer yang lebih agresif untuk memastikan akses yang tidak terbatas bagi AS ke terusan yang dianggap krusial bagi jalur perdagangan internasional tersebut. Memo dari Gedung Putih yang diperoleh CNN, yang bertanggal Kamis (13/3/2025), menginstruksikan Pentagon untuk segera menyusun rencana yang memastikan akses militer dan komersial yang tidak terhambat ke Terusan Panama. Salah satu bagian memo tersebut berbunyi, “Berikan opsi militer yang kredibel untuk memastikan akses militer dan komersial AS yang adil dan tanpa hambatan ke Terusan Panama.”
Berdasarkan informasi dari pejabat yang tidak disebutkan namanya, Komando Selatan AS telah mulai menyiapkan berbagai skenario, mulai dari bermitra dengan pasukan keamanan Panama, hingga kemungkinan tindakan militer langsung untuk merebut kembali kanal tersebut. Sejauh ini, Pentagon sedang mengeksplorasi sejumlah opsi militer untuk mengamankan jalur strategis tersebut.
Namun, tanggapan dari pemerintah Panama sendiri tetap tegas menanggapi klaim Trump. Otoritas Terusan Panama menegaskan bahwa jalur tersebut sepenuhnya dikelola oleh warga Panama, tanpa adanya bukti yang mendukung klaim bahwa China memiliki pengaruh besar atas operasional terusan. Presiden Panama, Jose Raul Mulino, menekankan bahwa terusan tersebut adalah bagian dari “warisan yang tidak dapat dicabut” bagi negara mereka dan menegaskan kendali penuh Panama atas operasionalnya.
Meskipun demikian, setelah adanya pembicaraan dari Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio yang menyampaikan ultimatum kepada Panama pada Februari lalu, Mulino menyatakan bahwa mereka telah mengambil langkah untuk tidak memperbarui perjanjian yang mereka miliki dengan China, yang terkait dengan inisiatif Sabuk dan Jalan Beijing. Keputusan ini diambil sebagai upaya untuk menjaga hubungan baik dengan AS, sambil mempertahankan kedaulatan penuh atas Terusan Panama.
Langkah kontroversial ini tentunya menambah ketegangan antara AS dan Panama, serta menunjukkan betapa pentingnya posisi Terusan Panama dalam geopolitik dan ekonomi global. Dengan tekanan yang meningkat dari Washington, bagaimana Panama akan menghadapinya menjadi titik perhatian dunia internasional.