Nawaf Salam: PM Baru Lebanon dengan Ambisi Besar untuk Menyelesaikan Masalah Hizbullah

Pada Senin, 13 Januari 2025, Nawaf Salam, Presiden Mahkamah Internasional (ICJ), resmi ditunjuk sebagai Perdana Menteri Lebanon yang baru. Penunjukan ini merupakan langkah besar dalam politik Lebanon, yang telah lama terpecah oleh berbagai kepentingan sektarian. Salam, seorang hakim berusia 71 tahun, terpilih melalui dukungan dua pertiga anggota parlemen dalam konsultasi dengan Presiden Joseph Aoun yang baru terpilih. Meskipun PM sementara, Najib Mikati, hanya mendapatkan sembilan suara, Salam mendapat sambutan positif sebagai calon perdana menteri.

1. Kontroversi dengan Hizbullah

Nawaf Salam dikenal sebagai sosok yang tidak segan menantang Hizbullah, kelompok milisi yang didukung Iran, yang berperan besar dalam politik Lebanon. Setelah penunjukannya, banyak pihak yang mengaitkan pengangkatan Salam dengan upaya untuk mengurangi kekuatan Hizbullah, yang telah terlibat dalam konflik dengan Israel. Meskipun mendapat tentangan dari kelompok pro-Hizbullah, terutama dari anggota parlemen senior seperti Mohammed Raad, Salam mendapat dukungan dari sekutu-sekutu Hizbullah yang beragama Kristen dan Sunni.

2. Pembaruan dan Reformasi yang Dijanjikan

Salam bukan hanya dikenal sebagai hakim di ICJ, tetapi juga sebagai figur yang mendukung reformasi dan perubahan. Gebran Bassil, pemimpin blok Kristen Maronit Lebanon, menyebut Salam sebagai “wajah reformasi”, sementara Faisal Karami, anggota parlemen Sunni, menyatakan bahwa pencalonan Salam adalah bentuk komitmen untuk membawa perubahan di Lebanon. Salam datang dari keluarga besar Sunni yang berpengaruh di Beirut, dengan jejak karir yang membanggakan, termasuk gelar doktor dalam ilmu politik dan hukum dari universitas terkemuka seperti Sciences Po dan Harvard.

3. Karir Internasional yang Mengesankan

Sebagai hakim di Mahkamah Internasional, Salam memiliki pengalaman internasional yang kaya, terutama dalam menangani isu-isu besar, termasuk kasus genosida Palestina yang diajukan oleh Afrika Selatan. Terpilih sebagai presiden ICJ pada Februari lalu, Salam telah mengukir prestasi di tingkat internasional dan diharapkan dapat membawa stabilitas bagi Lebanon yang tengah dilanda berbagai krisis.

4. Mewujudkan Harapan bagi Lebanon

Salam juga didukung oleh Presiden Aoun, yang mendukung ide untuk melucuti senjata Hizbullah dan mengembalikan monopoli kekuasaan militer kepada negara. Dalam pidatonya, Aoun menegaskan pentingnya memulihkan kontrol penuh negara terhadap senjata dan memastikan reformasi dalam bidang politik dan ekonomi, yang sangat dibutuhkan oleh Lebanon yang terpuruk akibat depresi ekonomi dan dampak ledakan pelabuhan Beirut pada 2020.

5. Dukungan Internasional dan PBB

Perkembangan ini disambut baik oleh dunia internasional. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengungkapkan dukungan atas penunjukan Salam, yang dianggap sebagai langkah positif untuk Lebanon. Guterres juga dijadwalkan mengunjungi Lebanon untuk menunjukkan solidaritas PBB dalam mendukung pemerintahan baru yang diharapkan dapat membawa stabilitas dan reformasi bagi negara tersebut.

Dengan latar belakangnya yang mengesankan dan komitmennya untuk membawa perubahan, Nawaf Salam kini memikul tugas berat dalam memimpin Lebanon menuju masa depan yang lebih stabil dan makmur. Pemerintahan baru ini akan diuji dalam menghadapi tantangan politik, ekonomi, dan sosial yang mendalam.