Kesepakatan Gencatan Senjata Hamas-Israel: Jalan Menuju Perdamaian di Timur Tengah?

Setelah serangan mengejutkan pada 7 Oktober 2023, yang menyebabkan 1.194 warga Israel tewas dan membawa ketegangan besar antara Hamas dan Israel, sejumlah besar sandera Israel kini berada dalam tahanan kelompok militan Palestina tersebut. Dalam respons militer yang besar-besaran, lebih dari 46.000 warga Gaza dilaporkan tewas. Sementara itu, Presiden terpilih AS, Donald Trump, mengancam akan ada “neraka yang harus dibayar di Timur Tengah” jika Hamas gagal membebaskan sandera Israel sebelum pelantikannya pada 20 Januari 2025.

Tekanan Internasional untuk Gencatan Senjata

Dilaporkan oleh Sputnik News, utusan khusus Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mendesak penyelesaian masalah penyanderaan ini, serta mencapai kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel sebelum batas waktu yang telah ditentukan. Pertemuan ini terjadi di tengah negosiasi yang sedang berlangsung, dengan mediasi dari Qatar, Mesir, dan AS di Doha, yang kini memasuki tahap kritis.

Qatar telah menyerahkan draf kesepakatan sementara kepada Hamas dan Israel, dan para pihak diminta untuk mencapai konsensus dalam waktu 24 jam ke depan. Meski demikian, juru bicara Gedung Putih, John Kirby, mengungkapkan bahwa meskipun kesepakatan mungkin tercapai sebelum pelantikan Trump, “lebih banyak kompromi masih diperlukan.” Direktur CIA, Bill Burns, juga menyarankan bahwa sudah waktunya bagi para pemimpin politik untuk menyelesaikan konflik ini dan membuat kesepakatan.

Kesulitan dalam Mencapai Kesepakatan

Pejabat Israel mengakui adanya peluang untuk kesepakatan, tetapi mereka juga menekankan tantangan serius yang ada. Salah satu perdebatan utama adalah mengenai pembentukan zona penyangga di Gaza, dengan Israel menginginkan zona sepanjang 2.000 meter, sementara Hamas bersikeras hanya 300 hingga 500 meter. Israel juga menentang penarikan pasukan dari koridor Philadelphia yang terletak di sepanjang perbatasan Mesir-Gaza, dan menginginkan gencatan senjata permanen, bukan sementara.

Masa Depan Sandera dan Tawanan Palestina

Hamas sebelumnya mengungkapkan kesiapan untuk membebaskan 34 sandera, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal, sebagai bagian dari tahap pertama kesepakatan. Selain itu, kesepakatan ini diharapkan dapat mencakup gencatan senjata di Gaza selama enam hingga tujuh minggu dan pembebasan ratusan tahanan Palestina. Namun, pembebasan sandera yang lebih banyak dan proses penarikan pasukan dari Gaza tetap menjadi topik perundingan yang kompleks.

Dengan semakin dekatnya pelantikan Trump, dunia menunggu apakah gencatan senjata ini akan mengakhiri perang yang telah menelan banyak korban jiwa di kedua belah pihak, atau jika ketegangan akan terus meningkat.