China Tolak Pemangkasan Anggaran Pertahanan, Putin Siap Berdiskusi
Pemerintah China menanggapi usulan Presiden Rusia Vladimir Putin terkait pemotongan anggaran pertahanan negara-negara besar dengan menegaskan bahwa besaran anggaran yang mereka miliki bertujuan untuk menjaga kedaulatan nasional dan kepentingan strategis. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, dalam konferensi pers di Beijing menegaskan bahwa China berkomitmen terhadap pembangunan yang damai, tetapi tetap membutuhkan anggaran pertahanan yang memadai untuk memastikan keamanan nasional serta stabilitas global.
Pernyataan ini muncul setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menanggapi usulan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenai pemangkasan anggaran pertahanan hingga 50 persen. Trump sebelumnya menyatakan bahwa ia ingin memulai kembali negosiasi pengendalian senjata nuklir dengan Rusia dan China, serta berharap ada kesepakatan antara ketiga negara tersebut untuk memangkas anggaran militer mereka secara signifikan. Putin menyambut baik gagasan ini dan menyatakan bahwa Rusia siap untuk mendiskusikannya lebih lanjut, asalkan China juga bersedia untuk bergabung dalam pembicaraan tersebut.
Lin Jian mengungkapkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, anggaran pertahanan global terus meningkat, dengan catatan tertinggi pada tahun 2024 yang mencapai sekitar 2,43 triliun dolar AS. Menurutnya, peningkatan ini terjadi akibat situasi keamanan internasional yang semakin kompleks dan meningkatnya ketegangan di berbagai kawasan. Ia menegaskan bahwa komunitas internasional, terutama negara-negara besar, harus bertindak sebagai pendorong perdamaian dunia dan bukan sebaliknya.
China sendiri menegaskan bahwa mereka tidak terlibat dalam perlombaan senjata dengan negara mana pun dan tetap menjalankan strategi pertahanan yang bersifat defensif. Selain itu, mereka juga menekankan pentingnya keseimbangan antara ekonomi dan keamanan nasional, dengan terus berkontribusi dalam menjaga stabilitas global. Lin Jian menambahkan bahwa China telah berupaya untuk menciptakan perdamaian dunia melalui berbagai langkah nyata dan kerja sama internasional.
Di sisi lain, Presiden Trump menyoroti besarnya anggaran pertahanan yang dialokasikan oleh Amerika Serikat untuk membangun kembali kekuatan nuklir mereka. Ia berharap dapat mencapai kesepakatan dengan negara-negara rival guna mengurangi pengeluaran senjata nuklir secara signifikan. Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth bahkan telah menginstruksikan Pentagon untuk menyusun rencana pemangkasan anggaran pertahanan sebesar 8 persen per tahun selama lima tahun ke depan.
Sementara itu, Putin mengakui bahwa belanja pertahanan Rusia pada 2024 mencapai 8,7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) negara tersebut. Ia pun menganggap usulan Trump sebagai ide yang menarik dan bersedia untuk membahasnya lebih lanjut. Selain itu, dalam wawancara yang sama, Putin juga mengusulkan kerja sama eksplorasi logam tanah jarang dengan Amerika Serikat. Rusia diketahui memiliki cadangan besar mineral tersebut di berbagai wilayah, termasuk di Siberia, Timur Jauh, dan wilayah Ukraina yang kini diklaim sebagai bagian dari Rusia.
Putin menegaskan bahwa Rusia siap bekerja sama dengan mitra asing dalam eksplorasi dan produksi logam tanah jarang. Ia bahkan membuka kemungkinan untuk mengundang mitra internasional ke wilayah yang baru diklaim oleh Rusia. Dengan adanya usulan ini, Rusia tampaknya ingin memperluas kerja sama ekonomi sekaligus memperkuat posisi geopolitiknya di tengah ketegangan global yang sedang berlangsung.