Wali Kota Istanbul Ditahan, Ribuan Warga Turki Turun ke Jalan
Pengadilan di Turki secara resmi menahan Wali Kota Istanbul, Ekrem Imamoglu, dalam penyelidikan dugaan kasus korupsi. Penahanan ini dilakukan setelah aksi demonstrasi yang berujung bentrokan antara massa dan polisi anti-huru-hara.
Menurut laporan dari AFP dan Reuters pada Minggu (23/3/2025), salah satu pengacara Imamoglu mengonfirmasi penahanan tersebut. Pengadilan juga tengah mempertimbangkan penyelidikan lain yang berkaitan dengan dugaan terorisme.
Imamoglu kini menghadapi dua tuduhan utama, yakni kasus korupsi serta dugaan keterlibatan dalam mendukung organisasi teroris. Menanggapi hal ini, Imamoglu menyatakan bahwa tuduhan yang diarahkan kepadanya adalah fitnah yang tidak memiliki dasar.
Penahanan yang Menuai Kritik
Keputusan pengadilan untuk menahan Imamoglu, yang dikenal sebagai rival politik utama Presiden Recep Tayyip Erdogan, menuai kecaman dari berbagai pihak. Partai oposisi, para pemimpin Eropa, serta puluhan ribu demonstran mengecam langkah tersebut dan menilainya bermuatan politik serta mencederai prinsip demokrasi.
Laporan dari pengadilan menyebutkan bahwa Imamoglu (54) bersama sedikitnya 20 orang lainnya ditahan sebagai bagian dari penyelidikan dugaan korupsi. Namun, dalam kasus yang berkaitan dengan dugaan terorisme, pengadilan memutuskan untuk membebaskan Imamoglu dengan pengawasan hukum.
Keputusan ini dapat menghambat pemerintah untuk menunjuk wali amanat guna menggantikan kepemimpinan di kota terbesar Turki tersebut.
Aksi Protes dan Reaksi Oposisi
Sejumlah anggota Partai Rakyat Republik (CHP), yang merupakan oposisi utama terhadap koalisi Erdogan, menggelar pemilihan pendahuluan untuk mengusung Imamoglu sebagai kandidat dalam pemilihan presiden 2028.
Saat ini, pemilu nasional dijadwalkan berlangsung pada 2028. Namun, jika Erdogan berencana mencalonkan diri kembali, parlemen harus menyetujui pemilihan lebih awal karena masa jabatannya akan mencapai batas maksimal.
Mansur Yavas, Wali Kota Ankara yang juga berasal dari CHP, mengkritik keputusan pengadilan dan menyebutnya sebagai tamparan bagi sistem peradilan.
Demonstrasi Meluas, Pemerintah Berlakukan Larangan
Pemerintah Turki membantah tuduhan bahwa penyelidikan terhadap Imamoglu bermotif politik dan menegaskan bahwa pengadilan bekerja secara independen. Pihak berwenang juga mengeluarkan peringatan keras terhadap aksi unjuk rasa, terutama setelah memperpanjang larangan demonstrasi di jalanan selama empat hari sejak Sabtu.
Ribuan orang turun ke jalan di depan gedung pemerintahan Istanbul dan pengadilan utama untuk memprotes penahanan Imamoglu. Polisi yang berjaga menggunakan gas air mata dan semprotan merica guna membubarkan massa, sementara para demonstran melemparkan petasan serta benda lainnya ke arah aparat.
Aksi protes juga terjadi di provinsi Izmir dan ibu kota Ankara, di mana polisi menggunakan meriam air untuk membubarkan massa yang terus bertahan di jalanan selama tiga malam berturut-turut.
Menteri Dalam Negeri Turki, Ali Yerlikaya, mengungkapkan bahwa sebanyak 323 orang telah diamankan selama aksi demonstrasi terkait kasus ini.