Trump Terlanjur Pecat 400 Ahli Bom Nuklir, Sekarang AS Panik Sendiri

Keputusan mengejutkan datang dari pemerintahan Presiden Donald Trump yang, melalui Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) yang dipimpin Elon Musk, memecat sekitar 400 ahli nuklir dari Badan Keselamatan Nuklir Nasional (NNSA) Amerika Serikat. Langkah ini dianggap sebagai kesalahan besar, yang kini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pejabat AS terkait keamanan nasional.

Lebih buruknya lagi, setelah menyadari dampak besar dari pemecatan massal ini, pemerintah Trump kesulitan menghubungi para pekerja yang telah diberhentikan. Bahwa tim DOGE tampaknya tidak menyadari bahwa NNSA bertanggung jawab atas persediaan senjata nuklir AS saat pemecatan dilakukan.

“Para pekerja dipecat karena tidak ada yang benar-benar memahami pentingnya peran mereka dalam menjaga keamanan nasional,” ungkap seorang sumber dalam pemerintahan.

Dampak Pemecatan Massal di NNSA

Keputusan DOGE tersebut menjadi bagian dari kebijakan pemangkasan anggaran di Departemen Energi, yang berdampak luas terhadap berbagai divisi, termasuk NNSA. Namun, kebijakan ini langsung mendapat kritik tajam dari Kongres AS.

“Pencegah nuklir adalah tulang punggung keamanan nasional. Jika terjadi kelalaian sekecil apa pun, dampaknya bisa sangat berbahaya bagi masyarakat,” ujar salah satu pejabat Kongres yang tidak disebutkan namanya.

Dalam upaya memperbaiki kesalahan ini, pihak NNSA berusaha memanggil kembali beberapa karyawan yang telah diberhentikan. Namun, kesulitan muncul karena informasi kontak mereka telah hilang.

“Kami mencoba membatalkan surat pemecatan beberapa karyawan, tetapi kami tidak memiliki cara untuk menghubungi mereka,” demikian pernyataan NNSA yang diperoleh NBC News.

NNSA sendiri merupakan badan penting di bawah Departemen Energi, yang bertanggung jawab mengawasi berbagai fasilitas nuklir utama AS, seperti:

  • Laboratorium Nasional Lawrence Livermore (California) – mengelola keandalan hulu ledak nuklir
  • Laboratorium Nasional Los Alamos (New Mexico)
  • Pabrik Pantex (Texas)
  • Kompleks Y-12 (Tennessee) – menangani uranium yang diperkaya untuk senjata nuklir

Saat ini, NNSA mengelola anggaran tahunan sebesar USD 25 miliar dan memainkan peran kunci dalam program modernisasi senjata nuklir AS.

Kebijakan Nuklir AS & Sikap Trump

AS diperkirakan akan mengalokasikan dana sekitar USD 756 miliar untuk pengembangan senjata nuklir hingga tahun 2032, berdasarkan laporan Kongres. Pemerintahan Biden sebelumnya telah merancang strategi nuklir AS yang mencakup persiapan menghadapi ancaman dari Rusia, China, dan Korea Utara.

Namun, dalam pernyataan terbarunya, Trump justru mengisyaratkan keinginannya untuk mengurangi ketegangan global terkait senjata nuklir.

“Tidak ada alasan bagi kita untuk membangun senjata nuklir baru. Kita sudah memiliki lebih dari cukup,” ujar Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih.

Hingga September 2023, AS memiliki sekitar 3.748 hulu ledak nuklir, jauh lebih sedikit dibandingkan 22.217 hulu ledak pada tahun 1989 dan 31.255 hulu ledak pada tahun 1966. Sementara itu, Rusia memiliki sekitar 4.380 hulu ledak, dan China sekitar 600 hulu ledak, menurut data dari Federasi Ilmuwan Amerika.

“Kita menghabiskan terlalu banyak uang untuk nuklir, padahal ada hal lain yang lebih produktif,” kata Trump pada 23 Januari.

Dengan pemecatan massal para pakar nuklir ini, keamanan nuklir AS kini berada dalam situasi kritis, sementara pemerintah Trump berusaha meredam kepanikan yang telah meluas.