Trump Ragukan Ketahanan Gencatan Senjata di Gaza
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyuarakan keraguannya terhadap gencatan senjata yang tengah berlangsung di Jalur Gaza. Dalam pernyataannya di Ruang Oval, Trump menegaskan bahwa konflik ini adalah tanggung jawab pihak-pihak yang berseteru secara langsung.
“Saya tidak yakin gencatan senjata ini akan bertahan lama. Ini bukan perang kita, ini perang mereka,” ungkap Trump saat menjawab pertanyaan terkait prospek perdamaian di Gaza. Ia juga menambahkan bahwa kondisi Gaza saat ini sangat memprihatinkan. “Gaza terlihat seperti zona pembongkaran besar-besaran. Wilayah itu perlu dibangun kembali dengan pendekatan yang benar-benar berbeda,” katanya.
Beralih dari Optimisme Awal
Komentar Trump ini berbeda dengan sikap optimistis yang ia tunjukkan pada awal masa kepresidenannya. Dalam pidato pelantikannya, ia sempat menyatakan harapan besar untuk mengakhiri konflik di Palestina. “Keberhasilan kita tidak hanya diukur dari pertempuran yang kita menangkan, tetapi juga dari perang yang berhasil kita akhiri,” ujar Trump dalam pidato kenegaraan pertamanya.
Namun, pesimisme Trump saat ini dinilai wajar mengingat situasi politik di Israel yang semakin kompleks. Tekanan dari kelompok sayap kanan ekstrem terus mendesak Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk kembali melanjutkan agresi militer di Gaza.
Tekanan Internal di Israel
Netanyahu berada di bawah sorotan tajam. Pekan ini, Itamar Ben-Gvir, tokoh partai Jewish Power, memilih mundur dari jabatan Menteri Keamanan Nasional. Langkah ini semakin memperumit situasi politik Israel.
Di sisi lain, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich juga mengancam akan mengundurkan diri jika gencatan senjata tidak dihentikan setelah fase awal, yang berlangsung selama 42 hari. “Saya menuntut jaminan dari Perdana Menteri Netanyahu bahwa Israel akan kembali ke medan perang untuk mengeliminasi Hamas dan menghapus ancaman ini secara permanen,” ujar Smotrich.
Netanyahu sendiri mengungkapkan bahwa Trump dan Joe Biden telah mendukung hak Israel untuk melanjutkan operasi militer jika negosiasi perdamaian tahap selanjutnya dinilai tidak memberikan hasil yang memadai. “Baik Presiden Trump maupun Biden mendukung penuh hak Israel untuk kembali berperang apabila solusi diplomatik terbukti tidak efektif,” kata Netanyahu.
Dengan tekanan dari berbagai pihak, masa depan gencatan senjata ini tetap menjadi pertanyaan besar, sementara konflik di Gaza terus menjadi perhatian dunia internasional.