Trump Kembali Ajukan Klaim Atas Greenland Dan Kanada, Sementara California Menggugat Kemerdekaan
Presiden Donald Trump mengungkapkan niatnya untuk menguasai Greenland dan Kanada, serta Terusan Panama, dalam sebuah konferensi pers yang menimbulkan kontroversi. Pernyataan ini muncul setelah Trump kembali menjabat dan menunjukkan ketertarikan yang kuat terhadap wilayah-wilayah strategis tersebut. Hal ini memicu reaksi beragam dari masyarakat dan pemerintahan negara-negara terkait.
Trump mengklaim bahwa Greenland, yang saat ini merupakan wilayah otonomi Denmark, harus menjadi bagian dari Amerika Serikat untuk kepentingan keamanan global. Ia menyatakan bahwa warga Greenland “ingin bergabung” dengan AS dan menekankan bahwa penolakan Denmark untuk menjual wilayah tersebut adalah tindakan “tidak bersahabat”. Ini menunjukkan bahwa Trump tetap mempertahankan pandangan yang agresif terhadap kebijakan luar negeri dan ekspansi teritorial.
Pernyataan Trump segera ditanggapi oleh Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen, yang menegaskan bahwa Greenland “tidak untuk dijual”. Respons ini mencerminkan sikap tegas Denmark dalam mempertahankan kedaulatan atas wilayahnya. Pemimpin Greenland juga menyatakan bahwa mayoritas penduduk tidak tertarik untuk bergabung dengan AS, menegaskan pentingnya hak untuk menentukan nasib sendiri. Ini menunjukkan bahwa ketegangan diplomatik dapat meningkat jika klaim tersebut terus berlanjut.
Sementara itu, di dalam AS, gerakan Calexit yang ingin memisahkan California dari Amerika Serikat kembali mengemuka. Para pendukung Calexit menyatakan ketidakpuasan terhadap pemerintahan federal di bawah kepemimpinan Trump dan berencana untuk mengumpulkan tanda tangan guna memulai pemungutan suara tentang kemerdekaan. Ini mencerminkan ketidakpuasan yang mendalam di kalangan warga California terhadap kebijakan federal yang dianggap tidak mewakili nilai-nilai mereka.
Meskipun gerakan ini mendapatkan dukungan dari beberapa kalangan progresif, banyak warga California yang menolak gagasan pemisahan diri. Survei menunjukkan bahwa lebih dari separuh penduduk masih ingin tetap menjadi bagian dari AS. Ketidakpastian mengenai masa depan politik dan ekonomi juga menjadi faktor utama dalam penolakan tersebut. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada dorongan untuk merdeka, realitas politik tetap kompleks.
Dengan pernyataan Trump mengenai Greenland dan Kanada serta kebangkitan kembali gerakan Calexit, situasi politik di AS dan hubungan internasional semakin rumit. Diharapkan bahwa dialog diplomatik dapat dilakukan untuk meredakan ketegangan antara negara-negara yang terlibat. Keberhasilan dalam mencapai kesepakatan akan menjadi kunci bagi stabilitas regional dan menjaga hubungan baik antara AS dengan sekutunya serta wilayah-wilayah otonom lainnya.