Trump dan RUDAL: Program Keberagaman AS yang Jadi Kontroversi
Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali mengkritik kebijakan keberagaman dalam sistem penerbangan setelah insiden tabrakan antara pesawat American Airlines dan helikopter Black Hawk yang terjadi pada Rabu (29/1).
Dalam pernyataannya, Trump menyoroti bahwa kebijakan Diversity, Equity, and Inclusion (DEI)—yang bertujuan menciptakan kesetaraan dan inklusi dalam berbagai sektor, termasuk penerbangan—berpotensi menurunkan standar keselamatan. Ia mengklaim bahwa program tersebut lebih fokus pada keberagaman tenaga kerja dibandingkan dengan kompetensi dan keselamatan penerbangan.
DEI: Upaya Kesetaraan yang Diperdebatkan
Program DEI dirancang untuk memberikan peluang yang lebih adil bagi kelompok yang secara historis mengalami diskriminasi, seperti minoritas rasial, etnis, gender, dan penyandang disabilitas. Kebijakan ini telah diterapkan di berbagai industri di AS, termasuk di sektor penerbangan dan militer.
Namun, kebijakan ini sering kali menjadi perdebatan, terutama di kalangan politikus konservatif seperti Trump, yang menganggapnya sebagai penyebab berkurangnya efisiensi dan kompetensi di sektor-sektor strategis.
Insiden Kecelakaan yang Jadi Sorotan
Kecelakaan yang melibatkan pesawat komersial American Airlines dan helikopter militer Black Hawk itu terjadi di wilayah udara yang ramai. Investigasi awal mengindikasikan adanya kesalahan prosedur komunikasi, namun penyelidikan lebih lanjut masih dilakukan untuk menentukan penyebab pasti insiden tersebut.
Pihak berwenang belum mengonfirmasi apakah kebijakan keberagaman berperan dalam insiden ini, namun Trump langsung mengaitkannya dengan DEI, memicu perdebatan luas di kalangan publik dan pakar penerbangan.
Reaksi Publik dan Para Ahli
Komentar Trump langsung menuai beragam tanggapan. Para pendukungnya menganggap kritik tersebut masuk akal, mengingat pentingnya standar tinggi dalam industri penerbangan dan militer. Namun, sejumlah pakar menilai bahwa DEI tidak berkaitan langsung dengan kecelakaan ini, melainkan lebih fokus pada menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif dan adil.
“Keselamatan penerbangan ditentukan oleh kompetensi dan pelatihan yang ketat, bukan kebijakan keberagaman,” ujar seorang analis penerbangan dari Federal Aviation Administration (FAA).
Kesimpulan
Insiden tabrakan ini masih dalam tahap investigasi, sementara pernyataan Trump telah memicu perdebatan baru tentang efektivitas kebijakan keberagaman di Amerika Serikat. Dengan semakin meningkatnya fokus pada kesetaraan di berbagai sektor, diskusi mengenai keseimbangan antara inklusi dan kompetensi akan terus berlanjut dalam kebijakan publik AS.