Suriah Kembali ke OKI, Babak Baru dalam Sejarah Politiknya

Suriah menyambut baik keputusan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang mengembalikan keanggotaan negara itu setelah lebih dari satu dekade dikeluarkan akibat konflik politik. Dalam pernyataan resmi, Kementerian Luar Negeri Suriah menyebut keputusan ini sebagai langkah krusial menuju reintegrasi Suriah ke dalam komunitas regional dan internasional sebagai negara yang merdeka dan berkeadilan. Pemerintah Suriah juga menegaskan kembali komitmennya terhadap nilai-nilai OKI, termasuk kerja sama, keadilan, dan martabat.

Selain itu, pemerintah Suriah menegaskan kesiapannya untuk berkolaborasi dengan negara-negara Islam lainnya dalam upaya membangun kembali negara tersebut serta memperkuat kawasan berdasarkan nilai-nilai perdamaian dan kebersamaan. Harapan besar juga disampaikan agar rakyat Suriah dapat kembali mendapatkan tempat yang layak di kancah internasional dan berkontribusi dalam menciptakan dunia Islam yang lebih kuat dan bersatu.

Kembalinya Suriah ke OKI menjadi kenyataan setelah pertemuan luar biasa Dewan Menteri Luar Negeri OKI di Jeddah. Inisiatif dari Turki disebut-sebut berperan penting dalam membuka jalan bagi kembalinya Damaskus ke organisasi ini. Sebelumnya, pada 2012, keanggotaan Suriah ditangguhkan setelah eskalasi kekerasan yang dilakukan rezim Assad terhadap rakyatnya sendiri. Keputusan itu diambil dalam KTT Luar Biasa OKI di Mekkah pada Agustus tahun yang sama.

Setelah hampir 25 tahun memimpin, Bashar Assad akhirnya melarikan diri ke Rusia pada 8 Desember, yang menandai berakhirnya kekuasaan Partai Baath yang telah memerintah sejak 1963. Sebagai pemimpin transisi, Ahmed al-Sharaa kini mengemban tugas untuk memimpin Suriah ke arah baru setelah menggulingkan rezim sebelumnya.