Serangan Darat Israel di Gaza Kembali Memicu Korban Massal

Tentara Israel melancarkan serangan darat di Jalur Gaza utara dan selatan pada Kamis (20/3), di tengah serangan udara yang semakin intens terhadap wilayah Palestina tersebut. Militer Israel mengklaim bahwa operasi ini menargetkan infrastruktur Hamas di Beit Lahia sebelum pasukan darat mulai bergerak.

Dalam pernyataannya, militer Israel menyebut bahwa pasukan mereka telah memulai operasi di lingkungan Shaboura, Rafah, dan menghancurkan sejumlah target yang dianggap sebagai fasilitas strategis. Namun, mereka tidak menjelaskan secara rinci tujuan utama serangan darat di Rafah. Selain itu, Israel mengumumkan perluasan operasi militernya di Gaza selatan, sembari tetap melanjutkan serangan di wilayah utara dan tengah Jalur Gaza.

Pada Rabu, Israel mengklaim telah meluncurkan operasi darat yang disebut “tepat sasaran” di Gaza tengah dan selatan untuk memperluas zona penyangga di wilayah tersebut. Kemudian pada Kamis, pasukan Israel melarang warga Palestina melintasi Jalan Salah al-Din, jalur utama yang sebelumnya digunakan sebagai rute evakuasi aman antara Gaza utara dan selatan.

Sejak Selasa, lebih dari 700 warga Palestina dilaporkan tewas dan lebih dari 900 lainnya mengalami luka-luka akibat serangan udara mendadak Israel. Serangan ini terjadi meskipun ada kesepakatan gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan yang telah diberlakukan sejak Januari. Sejak dimulainya agresi militer Israel pada Oktober 2023, hampir 50.000 warga Palestina telah kehilangan nyawa, dengan mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak, sementara lebih dari 112.000 lainnya mengalami luka-luka akibat serangan brutal yang terus berlanjut.