Rapat DPR Serbia Ricuh! Granat Asap Jadi Pemicu Kekacauan

Sidang parlemen Serbia pada Selasa (4/3/2025) sempat diwarnai kekacauan setelah anggota parlemen dari oposisi melakukan aksi protes. Insiden tersebut terjadi ketika koalisi yang berkuasa menyampaikan agenda penting mengenai serangkaian undang-undang yang ditujukan untuk memberikan keringanan bagi mahasiswa dan pemuda. Aksi protes dimulai setelah oposisi menentang pengesahan undang-undang tersebut, yang diusulkan tepat setelah pengunduran diri Perdana Menteri Serbia, Miloš Vučević.

Agenda sidang sempat berjalan lancar hingga koalisi pemerintah mengumumkan pengunduran diri Vučević dari jabatannya. Keputusan tersebut menandai keruntuhan kabinet yang sebelumnya dipimpin oleh Vučević. Sebagai bentuk protes, anggota parlemen oposisi segera memicu kekacauan di ruang sidang dengan menyalakan suar dan melempar granat asap, berusaha mengganggu jalannya rapat. Selain itu, beberapa anggota parlemen juga meniup terompet vuvuzela, yang biasa digunakan oleh penggemar sepak bola, untuk semakin memanaskan situasi.

Mundurnya Perdana Menteri Vučević sudah menjadi perbincangan publik sejak 28 Januari 2025, setelah mahasiswa Serbia melakukan demonstrasi besar-besaran menuntut pertanggungjawaban pemerintah. Langkah tersebut dipicu oleh kecelakaan tragis yang terjadi di stasiun kereta api Novi Sad pada November 2024, yang menewaskan 15 orang. Kejadian tersebut terjadi setelah atap beton stasiun yang baru direnovasi roboh, memicu kemarahan publik karena dianggap mencerminkan korupsi dan kelalaian dalam pengawasan proyek pembangunan.

Tuntutan mahasiswa semakin meningkat, menginginkan transparansi tentang dana renovasi dan mendesak agar pihak yang bertanggung jawab atas kecelakaan tersebut diadili. Menurut laporan Independent, pejabat pemerintah memberikan sedikit informasi mengenai anggaran proyek renovasi stasiun dan bahkan ada yang memberikan keterangan palsu, mengklaim bahwa atap stasiun tidak termasuk dalam proyek renovasi tersebut.

Meski sudah mundur, Vučević meninggalkan ketidakpastian besar di tengah masyarakat. Pengunduran dirinya membuka babak baru dalam politik Serbia yang penuh ketegangan, sementara oposisi menuntut perubahan lebih lanjut dan transparansi lebih besar dari pemerintah yang kini sudah kehilangan pemimpinnya. Protes mahasiswa dan ketegangan di parlemen menjadi gambaran dari gejolak politik yang sedang berlangsung di Serbia.