Program Makan Bergizi Gratis Butuh Tambahan Anggaran hingga Rp100 Triliun

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengungkapkan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) membutuhkan tambahan anggaran sebesar Rp75 triliun hingga Rp100 triliun guna melayani 82,9 juta penerima manfaat pada akhir 2025. Anggaran tambahan tersebut akan digunakan untuk operasional, pengadaan bahan baku, pelatihan tenaga kerja, serta ekspansi jaringan satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) yang bertanggung jawab atas pengelolaan dapur umum MBG.

Dadan menjelaskan bahwa pencairan anggaran tambahan ini akan dilakukan setelah infrastruktur pendukung telah siap. Sebelum diterima oleh BGN, anggaran tersebut masih harus melewati beberapa tahapan administratif, termasuk persetujuan dari DPR RI. Presiden Prabowo Subianto sendiri telah menyetujui rencana penambahan anggaran ini, karena sudah masuk dalam alokasi yang direncanakan. Jika semua infrastruktur siap dan dapur umum mulai beroperasi pada September 2025, maka anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp100 triliun. Namun, jika implementasi dimulai secara bertahap mulai Oktober, maka dana tambahan yang diperlukan sekitar Rp75 triliun.

Pada periode Januari hingga April 2025, pemerintah telah mengalokasikan Rp71 triliun untuk MBG dengan target awal 3 juta penerima manfaat, termasuk anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui. Jumlah ini terus meningkat menjadi 6 juta orang pada April–Agustus, serta 15–17 juta orang pada Agustus–September 2025. Pada akhir tahun, program ini ditargetkan dapat menjangkau 82,9 juta orang, sehingga membutuhkan anggaran tambahan. Untuk periode Januari hingga Desember 2026, kebutuhan anggaran MBG diperkirakan mencapai Rp400 triliun guna memastikan seluruh penerima manfaat mendapatkan akses makanan bergizi secara berkelanjutan.