Membangun Generasi Emas dengan Fondasi Hak Asasi Manusia

Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) RI, Natalius Pigai, menegaskan bahwa pemahaman masyarakat Indonesia terhadap nilai-nilai HAM masih perlu ditingkatkan. Dalam kuliah umum di Universitas Nusa Putra Sukabumi, ia menyampaikan bahwa setiap individu harus menanamkan prinsip HAM dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai bangsa yang multikultural, pemahaman yang kuat mengenai HAM sangat penting agar masyarakat dapat menjunjung tinggi hak dan kebebasan sesama.

Natalius menekankan bahwa ada tiga aspek utama dalam HAM yang harus dikuasai oleh setiap warga negara, yakni sudut pandang, nilai kompetensi, dan pengetahuan tentang HAM. Dengan pemahaman yang baik, masyarakat dapat menerapkan prinsip-prinsip HAM dalam setiap aspek kehidupan, baik dalam interaksi sosial maupun lingkungan kerja. Setiap tindakan, keputusan, dan ucapan seharusnya berlandaskan nilai-nilai HAM agar tercipta masyarakat yang lebih adil dan harmonis.

Khusus bagi mahasiswa, Natalius mengingatkan bahwa mereka adalah generasi penerus yang kelak menentukan arah bangsa. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk memiliki pemahaman yang kuat mengenai HAM agar saat memasuki dunia kerja, terutama di pemerintahan, setiap kebijakan yang dibuat tetap berlandaskan prinsip-prinsip kemanusiaan. Menurutnya, generasi yang menjunjung tinggi HAM akan memiliki karakter yang lebih baik, berintegritas, dan mampu membawa perubahan positif bagi negara.

Saat ini, pemerintah tengah mempersiapkan generasi penerus yang mengutamakan HAM sebagai prinsip dasar dalam kepemimpinan. Lima tahun ke depan merupakan periode transisi kebijakan, di mana Indonesia perlu semakin memperkuat posisi sebagai negara yang berlandaskan HAM. Pada 2030 hingga 2040, Indonesia ditargetkan tampil di panggung dunia sebagai negara yang menempatkan HAM sebagai prioritas utama. Kemudian, pada 2045, Indonesia diharapkan mampu menjadi pemimpin dunia dengan pemimpin-pemimpin yang memiliki karakter kuat serta kompetensi tinggi dalam menegakkan HAM.