Kontroversi! 142 Migran Ditahan di Guantanamo, Langkah Ekstrem AS?

Pemerintah Amerika Serikat telah mengirim lebih dari 140 migran ke penjara berkeamanan tinggi di Teluk Guantanamo, fasilitas yang sebelumnya dikenal sebagai tempat penahanan bagi narapidana teroris. Hingga Rabu (19/2), sebanyak 13 penerbangan telah membawa total 142 migran ke pangkalan militer AS yang terletak di Kuba.

Namun, hingga saat ini, masih belum jelas bagaimana proses seleksi migran yang dikirim ke fasilitas tersebut dilakukan oleh pemerintah. Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) juga belum mengungkap identitas para migran yang kini ditahan di pusat penahanan itu.

Guantanamo Jadi Kamp Penahanan Migran?

Sebelumnya, ada beberapa tahanan telah dikirim ke Guantanamo di tengah upaya pemerintah mendirikan kamp-kamp khusus di lokasi tersebut. Kamp ini dirancang untuk menampung migran ilegal, meskipun keberadaannya masih memunculkan banyak pertanyaan.

Publik dan kelompok pemerhati hak asasi manusia mempertanyakan siapa yang bertanggung jawab atas kamp-kamp ini dan nasib para migran yang ditahan di sana. Keputusan AS ini juga dianggap sebagai langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya, melibatkan berbagai lembaga federal, termasuk Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai (ICE) serta Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan (CBP).

Pernyataan Pejabat Keamanan AS

Seorang pejabat senior dari Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) mengungkapkan bahwa Guantanamo tidak hanya digunakan untuk menahan anggota geng kriminal yang berbahaya, tetapi juga migran ilegal yang dianggap memiliki ancaman tinggi terhadap keamanan nasional.

“Selain menahan anggota geng yang terlibat dalam kekerasan serta imigran ilegal lainnya dengan risiko tinggi, fasilitas di Guantanamo juga menampung mereka yang telah diperintahkan untuk dideportasi,” ujar pejabat tersebut.

Ia juga menambahkan bahwa setiap individu yang ditahan di Guantanamo dianggap telah melakukan pelanggaran hukum dengan memasuki Amerika Serikat secara ilegal.

Kategori Tahanan dan Keamanan Maksimum

Menurut sumber dari DHS, para tahanan dengan risiko tinggi akan ditempatkan di penjara keamanan maksimum, yang sebelumnya digunakan untuk menahan individu dengan ancaman besar terhadap AS. Sementara itu, tahanan lain yang hanya dikenai perintah deportasi akan ditampung di pusat operasi migran dalam kompleks yang sama.

Hingga saat ini, seluruh migran yang dikirim ke Guantanamo adalah laki-laki, dan mereka disebut melakukan berbagai pelanggaran, mulai dari diduga terlibat dalam geng kriminal Tren de Aragua hingga melanggar aturan imigrasi AS.

Langkah ini semakin menegaskan kebijakan ketat pemerintah AS dalam menangani imigrasi ilegal, meskipun menuai kritik dari berbagai pihak terkait transparansi dan perlakuan terhadap para migran.