Kekuatan Militer Suriah vs Indonesia: Perbandingan Kesiapan dan Tantangan di Tengah Konflik dan Stabilitas

DAMASKUS – Suriah, yang pernah menjadi kekuatan militer besar di kawasan Timur Tengah, kini menghadapi tantangan besar setelah bertahun-tahun terjerat dalam konflik bersenjata yang melemahkan kekuatan militer negara tersebut. Sebelum pecahnya perang sipil pada tahun 2011, Suriah dikenal memiliki angkatan bersenjata yang cukup tangguh dengan personel dan peralatan militer yang sangat besar. Namun, situasi sekarang jauh berbeda setelah lebih dari satu dekade konflik yang tak berkesudahan. Dalam artikel ini, kita akan membandingkan kekuatan militer Suriah dengan Indonesia, negara yang memiliki stabilitas militer lebih terjaga.

Kekuatan Militer Suriah Sebelum Perang Sipil

Pada masa sebelum perang sipil, militer Suriah memiliki sekitar 170.000 personel aktif, terdiri dari pasukan darat, udara, dan laut. Dengan jumlah tersebut, Suriah termasuk dalam jajaran kekuatan militer yang cukup besar di kawasan Timur Tengah. Militer Suriah juga dilengkapi dengan lebih dari 2.700 tank, 14.500 kendaraan beroda terbuka, dan 2.400 unit artileri. Di udara, Suriah memiliki 452 pesawat militer, termasuk 168 pesawat tempur dan 57 pesawat serangan.

Namun, kondisi ini mulai berubah secara drastis setelah konflik yang melibatkan pemerintah, kelompok pemberontak, dan intervensi berbagai pihak asing dimulai pada tahun 2011. Infrastruktur militer Suriah, yang dulunya canggih, kini porak-poranda akibat serangan udara yang terus-menerus, terutama dari Israel.

Serangan Israel dan Dampaknya Terhadap Kekuatan Militer Suriah

Sejak 2017, Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran yang menghancurkan hampir 80% aset militer Suriah. Tujuan utama serangan ini adalah untuk mencegah jatuhnya senjata canggih dan peralatan militer Suriah ke tangan kelompok bersenjata yang bisa mengancam keamanan kawasan. Beberapa sasaran utama yang hancur meliputi sistem pertahanan udara, pangkalan militer, dan fasilitas pengembangan roket.

Akibatnya, Suriah menghadapi kesulitan besar dalam membangun kembali kekuatan militer mereka. Rekonstruksi membutuhkan waktu bertahun-tahun dan biaya yang sangat besar, sementara sumber daya yang terbatas menjadi tantangan utama bagi pemerintah Suriah. Meskipun Iran memberikan dukungan, biaya untuk menggantikan peralatan militer yang hancur masih sangat tinggi.

Kekuatan Militer Indonesia yang Stabil dan Berkembang

Berbeda dengan Suriah, Indonesia memiliki kekuatan militer yang jauh lebih stabil. Dengan sekitar 400.000 personel aktif, Indonesia memiliki angkatan bersenjata yang tidak hanya lebih besar tetapi juga lebih modern dibandingkan dengan Suriah. Indonesia mengalokasikan anggaran militer sekitar USD 9,2 miliar per tahun, yang memungkinkan mereka untuk terus memperbarui dan meningkatkan peralatan militer mereka.

Indonesia dilengkapi dengan berbagai peralatan militer canggih, termasuk tank, pesawat tempur, kapal perang, dan sistem pertahanan udara modern. Selain itu, hubungan militer Indonesia dengan negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Rusia memberikan keuntungan dalam hal modernisasi peralatan dan pengembangan kapasitas militer mereka.

Perbandingan: Stabilitas dan Kekuatan Militer Indonesia vs Suriah

Jika dibandingkan secara keseluruhan, Indonesia memiliki keunggulan dalam berbagai aspek. Dengan jumlah personel yang lebih besar, anggaran militer yang lebih stabil, dan peralatan yang lebih modern, Indonesia lebih siap menghadapi ancaman dan menjaga keamanan negara. Stabilitas politik Indonesia yang lebih terjaga juga menjadi faktor penting yang mendukung kekuatan militer negara ini.

Sementara itu, Suriah masih harus menghadapi tantangan besar akibat kerusakan parah yang ditimbulkan oleh perang. Ketergantungan pada dukungan asing dan rekonstruksi yang memakan waktu menjadi halangan besar bagi Suriah untuk kembali ke posisi kekuatan militer yang pernah mereka nikmati sebelumnya.

Meskipun demikian, upaya untuk membangun kembali kekuatan militer Suriah terus berjalan, meski tantangan besar masih menghadang. Di sisi lain, Indonesia terus memperkuat posisi sebagai salah satu negara dengan kekuatan militer terkuat di kawasan Asia Tenggara.