Kejatuhan Rezim Assad: Warga Suriah Serbu Istana Mewah untuk Merayakan Kemenangan
Pada hari Minggu yang bersejarah, rakyat Suriah merayakan momen bersejarah yang menandai berakhirnya rezim Presiden Bashar al-Assad. Kejatuhan Assad menjadi titik balik penting dalam sejarah negara ini, disambut dengan sorak-sorai rakyat yang menyerbu dan menjarah istana mewah milik sang presiden. Sumber-sumber terpercaya melaporkan bahwa Bashar al-Assad melarikan diri ke Rusia setelah pasukan pemberontak merebut ibu kota Damaskus dalam serangan mendadak yang berlangsung seminggu terakhir. Kejatuhan ini mengakhiri lebih dari 50 tahun pemerintahan Partai Baath di Suriah.
Rakyat Damaskus Merayakan Kejatuhan Rezim Assad
Di jalan-jalan Damaskus, teriakan kegembiraan terdengar setelah para pemberontak mengumumkan bahwa ibu kota kini bebas dari cengkeraman rezim Assad. “Damaskus kini merdeka!” seru para pemberontak dengan penuh semangat. Rekaman video yang beredar menunjukkan asap mengepul dari pusat kota, sementara laporan dari AFP melaporkan bahwa ratusan orang mengelilingi istana Assad yang telah dijarah. Beberapa ruangan istana tampak kosong, hanya menyisakan beberapa perabotan dan foto-foto Assad yang berserakan di lantai, bahkan aula utama terlihat terbakar.
Amer Batha, seorang warga Damaskus, menyampaikan kebahagiaannya, “Saya tidak bisa mempercayai momen ini. Kami telah menunggu hari ini begitu lama,” ujarnya dengan suara penuh haru. Kejatuhan Assad terjadi setelah serangan besar yang dilancarkan oleh kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) kurang dari dua minggu sebelumnya, yang berhasil menggulingkan pemerintahan Assad. Seorang anggota faksi pemberontak menyatakan melalui Telegram, “Setelah lebih dari lima dekade penindasan, kami dengan bangga mengumumkan berakhirnya masa kelam ini dan dimulainya babak baru bagi Suriah.”
Reaksi Internasional Terhadap Kejatuhan Assad
Perdana Menteri Suriah, Mohammed al-Jalali, menyatakan kesiapan untuk bekerja sama dengan pemimpin-pemimpin yang dipilih oleh rakyat Suriah. Rami Abdel Rahman, pengamat dari Syrian Observatory for Human Rights (SOHR), mengonfirmasi bahwa Assad meninggalkan negara itu melalui Bandara Internasional Damaskus sebelum pasukan militer menarik diri dari ibu kota.
Di seluruh Suriah, patung-patung Hafez al-Assad, ayah dari Bashar, yang menjadi simbol pemerintahan otoriter selama lebih dari lima dekade, dihancurkan oleh rakyat. Ketika pemberontak memasuki Damaskus, HTS mengumumkan bahwa era penindasan yang terjadi di penjara Sednaya, simbol pelanggaran hak asasi manusia di masa Assad, telah berakhir. Beberapa jam sebelumnya, pemberontak juga berhasil merebut kota Homs dan membebaskan para tahanan di sana, menjadikan Homs sebagai kota besar ketiga yang jatuh ke tangan pemberontak sejak serangan dimulai pada 27 November.
Faksi Pemberontak Menyuarakan Harapan Baru untuk Suriah
Masyarakat internasional turut memperhatikan perkembangan luar biasa ini. Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, terus mengikuti perkembangan di Suriah, sementara Presiden terpilih Donald Trump menyatakan bahwa Assad melarikan diri setelah kehilangan dukungan dari Rusia. Hizbullah, yang selama ini menjadi sekutu dekat Assad, juga menarik pasukannya dari sekitar Damaskus. Di tengah perayaan, para pemberontak mengimbau agar rakyat Suriah menjaga “properti negara yang bebas.” Televisi pemerintah Suriah kemudian menyiarkan sebuah pesan yang mengumumkan kemenangan revolusi besar bagi Suriah.
Pandangan Masa Depan Suriah Setelah Kejatuhan Assad
Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin oleh kelompok Kurdi menganggap peristiwa ini sebagai akhir dari rezim otoriter yang dipimpin oleh Bashar al-Assad. Sebagai bagian dari respons simbolis, Israel melancarkan serangan terhadap depot senjata milik militer Suriah di pinggiran Damaskus. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyebut penggulingan Assad sebagai momen bersejarah di Timur Tengah dan sebuah pukulan besar bagi aliansi dengan Iran. “Keberhasilan ini adalah hasil dari upaya kami melawan Iran dan Hizbullah,” ujarnya.
Dengan jatuhnya rezim Assad, rakyat Suriah kini menatap masa depan yang penuh harapan. Banyak yang berharap agar kejatuhan ini menjadi awal dari babak baru yang membawa perdamaian, kebebasan, dan kemakmuran bagi negara yang telah lama dilanda konflik. Meskipun perjalanan menuju masa depan yang lebih cerah masih panjang, peristiwa ini memberikan secercah harapan bagi rakyat Suriah untuk mengukir sejarah baru yang lebih baik.