Iran Desak Pengembangan Senjata Nuklir sebagai Satu-satunya Cara Hadapi Ancaman Global
Anggota parlemen Iran, Mohammad Qasim Osmani, menyatakan bahwa satu-satunya cara non-militer yang dinilai efektif untuk menghadapi ancaman dan keserakahan kekuatan global adalah dengan segera mengembangkan senjata nuklir sebagai alat penangkal. Pernyataan tersebut disampaikannya pada Minggu (6/4), menyoroti bahwa situasi saat ini menuntut Iran untuk memanfaatkan penuh keahlian nuklir yang telah dibangun dengan pengorbanan besar. Sehari sebelumnya, Ahmad Naderi, anggota presidium parlemen, juga menekankan pentingnya memiliki kekuatan penangkal yang efektif, termasuk senjata nuklir, guna melindungi kedaulatan negara dari berbagai ancaman serius. Ia menilai absennya jaminan perlindungan dalam Traktat Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT) membuat posisi Iran menjadi lemah dan mempertanyakan kembali relevansi keanggotaan Teheran dalam perjanjian tersebut. Osmani menambahkan bahwa selama ini negara-negara seperti Amerika Serikat kerap menggunakan pendekatan militer saat berunding dengan Iran, yang menunjukkan ketidakseimbangan dalam diplomasi. Sementara itu, Presiden Iran Masoud Pezeshkian telah menyatakan penolakan terhadap dialog langsung dengan Washington, meskipun tetap membuka ruang negosiasi melalui pihak ketiga. Sebelumnya, pada awal Maret, mantan Presiden AS Donald Trump mengklaim telah mengirim surat kepada Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, untuk membahas kesepakatan nuklir baru. Namun ancaman Trump yang menyebut akan melancarkan serangan bom besar jika kesepakatan gagal, membuat suasana semakin memanas. Kesepakatan nuklir 2015 pun kini dianggap telah runtuh setelah AS menarik diri pada 2018 dan kembali menjatuhkan sanksi berat terhadap Iran.