Eropa Perkuat Dukungan untuk Ukraina dalam KTT Paris
Para pemimpin negara Eropa berkumpul di Paris dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang dikenal sebagai “koalisi negara yang bersedia” untuk membahas bantuan militer dan jaminan keamanan bagi Ukraina. Pertemuan ini dihadiri oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, Wakil Presiden Turki Cevdet Yilmaz, Presiden Spanyol Pedro Sanchez, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, serta Perdana Menteri Polandia Donald Tusk. Selain itu, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Presiden Dewan Eropa Antonio Costa, dan Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte juga turut berpartisipasi dalam forum yang melibatkan sekitar 30 delegasi ini.
Fokus utama pembahasan adalah memperkuat posisi Ukraina dalam menghadapi Rusia serta memastikan peran aktif Eropa dalam negosiasi perdamaian di kawasan tersebut. Presiden Prancis Emmanuel Macron menegaskan bahwa tujuan pertemuan ini adalah membantu Ukraina mempertahankan wilayahnya, sekaligus menyusun strategi menuju perdamaian yang berkelanjutan. Zelenskyy menambahkan bahwa Ukraina mengharapkan keputusan konkret terkait jaminan keamanan dan keberadaan pasukan dari negara mitra di wilayahnya. Para pemimpin juga mendiskusikan kemungkinan peningkatan bantuan militer, termasuk pasokan senjata dan pelatihan bagi pasukan Ukraina, guna memperkuat pertahanan negara tersebut.
KTT ini menjadi pertemuan ketiga sejak perubahan kebijakan Amerika Serikat yang kini lebih fokus pada negosiasi langsung dengan Rusia, tanpa keterlibatan Eropa. Dengan situasi geopolitik yang terus berkembang, pertemuan di Paris diharapkan dapat memperkuat koordinasi antarnegara Eropa dalam mendukung Ukraina dan menjaga stabilitas di kawasan. Selain itu, diskusi ini juga menyoroti peran aliansi Barat dalam membentuk strategi jangka panjang untuk mengatasi ancaman keamanan di Eropa Timur, memastikan bahwa dukungan terhadap Ukraina tetap konsisten di tengah tantangan politik dan ekonomi yang dihadapi negara-negara anggota.