China Pastikan Konflik Laut China Selatan Diselesaikan Dengan Secara Dialog

Pada tanggal 11 Oktober 2024, pemerintah China mengeluarkan pernyataan resmi mengenai sengketa di Laut China Selatan, menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan konflik melalui jalur dialog. Pernyataan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara China dan negara-negara tetangga terkait klaim teritorial yang tumpang tindih di wilayah tersebut.

Dalam konferensi pers yang diadakan oleh Kementerian Luar Negeri China, juru bicara kementerian menggarisbawahi pentingnya dialog dan negosiasi dalam menyelesaikan masalah di Laut China Selatan. “China selalu terbuka untuk berbicara dengan negara-negara terkait untuk mencapai penyelesaian damai yang saling menguntungkan,” katanya. Pernyataan ini merupakan langkah diplomatik yang diharapkan dapat meredakan ketegangan yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.

Meskipun demikian, pernyataan ini juga diiringi dengan pengingat akan posisi tegas China dalam mempertahankan kedaulatan wilayahnya. Juru bicara tersebut menegaskan bahwa China akan terus melaksanakan kegiatan yang dianggap sah di perairan yang dipersengketakan. Hal ini memicu kekhawatiran di kalangan negara-negara lain yang memiliki klaim di wilayah tersebut, seperti Filipina dan Vietnam.

Para analis internasional mencatat bahwa inisiatif dialog yang diusulkan oleh China merupakan langkah positif, tetapi perlu diimbangi dengan tindakan nyata untuk meredakan ketegangan. “Dialog saja tidak cukup jika tidak diikuti dengan langkah konkret untuk mengurangi provokasi,” kata seorang analis dari lembaga think tank di Washington.

Dalam beberapa bulan terakhir, ketegangan di Laut China Selatan semakin meningkat dengan seringnya insiden kapal militer dan latihan militer yang dilakukan oleh berbagai negara. Dengan adanya pernyataan ini, diharapkan akan ada ruang bagi diplomasi untuk kembali memainkan peran utama dalam penyelesaian sengketa di kawasan tersebut.