Biak Jadi Sorotan, Indonesia Buka Peluang Kerja Sama Peluncuran Satelit
Pemerintah Indonesia menyatakan kesiapan membuka peluang bagi negara lain untuk menggunakan wilayah Biak, Papua, sebagai lokasi peluncuran satelit. Pernyataan ini disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Rolliansyah Soemirat, yang menegaskan bahwa isu pemanfaatan Biak tidak berkaitan dengan kepentingan pertahanan atau keamanan negara asing manapun. Rolliansyah, yang akrab disapa Roy, menyebut bahwa pemikiran mengenai potensi Biak sudah ada sejak dua hingga tiga dekade lalu, ketika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang kini menjadi bagian dari BRIN, melakukan kajian terkait kelayakan lokasi tersebut.
Menurut Roy, Indonesia telah lama mempertimbangkan Biak sebagai lokasi ideal untuk peluncuran satelit komunikasi, terutama karena letaknya yang strategis di dekat garis khatulistiwa. Namun, wacana ini masih terus dikaji untuk memastikan kelayakannya secara teknis dan strategis. Ia juga menanggapi pemberitaan internasional yang menyebut adanya usulan dari Rusia untuk menjadikan Lanud Manuhua sebagai pangkalan militer, sebagai sesuatu yang berlebihan dan tidak berdasar.
Kementerian Luar Negeri RI menegaskan bahwa Indonesia tidak akan pernah mengizinkan pembangunan pangkalan militer asing di wilayahnya, untuk alasan apapun. Penegasan ini diperkuat oleh pernyataan dari Kepala Biro Informasi Kementerian Pertahanan, Brigjen TNI Frega Wenas, yang menyatakan bahwa tidak ada permintaan resmi dari negara manapun terkait penggunaan pangkalan militer di Indonesia. Ia menambahkan bahwa langkah semacam itu akan bertentangan dengan prinsip dan kepentingan nasional yang dijunjung tinggi oleh Indonesia.