Bentrok Berdarah Antara Muslim Sunni dan Syiah di Pakistan, 82 Orang Tewas

Dalam tiga hari terakhir, bentrokan antara kelompok Muslim Sunni dan Syiah di wilayah barat laut Pakistan telah menelan korban jiwa sebanyak 82 orang dan melukai 156 lainnya.

Insiden ini bermula pada Kamis, 21 November 2024, ketika dua konvoi kelompok Muslim Syiah yang mendapat pengawalan polisi disergap oleh kelompok bersenjata. Serangan tersebut menyebabkan 43 orang tewas seketika, memicu baku tembak yang berlangsung selama dua hari berturut-turut.

“Serangkaian bentrokan dan serangan terhadap konvoi pada 21, 22, dan 23 November telah menyebabkan 82 korban jiwa dan 156 lainnya mengalami luka-luka,” ujar seorang pejabat pemerintah setempat yang enggan disebutkan namanya, sebagaimana dilaporkan oleh AFP.

Korban Tewas Didominasi Syiah

Pejabat tersebut mengungkapkan bahwa di antara korban yang tewas, 16 orang berasal dari kelompok Sunni, sementara 66 lainnya merupakan anggota komunitas Syiah.

Wilayah Pakistan secara umum didominasi oleh kelompok Sunni, tetapi distrik Kurram, yang terletak di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, memiliki populasi Syiah yang cukup besar. Ketegangan antar kedua kelompok di daerah ini telah berlangsung selama beberapa dekade, dan konflik sering kali berujung pada bentrokan berdarah.

Ratusan Keluarga Mengungsi

Baku tembak yang berlanjut hingga Sabtu malam menyebabkan sekitar 300 keluarga harus mengungsi dari rumah mereka untuk mencari tempat yang lebih aman. Hingga kini, jaringan seluler di distrik Kurram masih terputus, dan lalu lintas di jalan raya utama wilayah tersebut dihentikan total.

Upaya Mediasi Pemerintah

Delegasi pemerintah provinsi telah mencoba melakukan mediasi untuk mengakhiri konflik. Pada Sabtu, delegasi bertemu dengan komunitas Syiah, sementara pertemuan dengan komunitas Sunni dijadwalkan pada Minggu.

Namun, ketegangan semakin meningkat setelah helikopter yang membawa tim negosiator ditembaki saat mendarat di lokasi. Beruntung, tidak ada korban luka dalam insiden tersebut.

“Prioritas utama kami adalah mencapai gencatan senjata antara kedua pihak yang bertikai. Setelah itu, kami akan fokus pada penyelesaian akar permasalahan yang memicu konflik,” kata Menteri Hukum Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Aftab Alam Afridi, pada Minggu, 24 November 2024.