Arab Saudi Tolak Keras Pemindahan Paksa Warga Palestina dari Gaza

Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan, menegaskan sikap tegas negaranya terhadap rencana relokasi paksa warga Palestina dari Jalur Gaza. Dalam konferensi pers usai pertemuan Kelompok Kontak Gaza di sela-sela Forum Diplomasi Antalya, Turki, ia menyatakan bahwa Kerajaan Arab Saudi tidak menerima segala bentuk upaya pemindahan, apa pun dalih yang digunakan untuk membenarkannya.

Pangeran Faisal juga mengecam keras istilah “migrasi sukarela” yang digunakan untuk menggambarkan rencana tersebut. Ia menilai istilah itu tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya, di mana warga Palestina tengah menghadapi krisis kemanusiaan akut dan tidak memiliki akses terhadap kebutuhan dasar untuk bertahan hidup. Ia menyebut bahwa pembicaraan mengenai migrasi tidak dapat diterima ketika rakyat Palestina sedang terjerat penderitaan mendalam.

Pernyataan ini muncul di tengah usulan kontroversial dari mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mengusulkan pemindahan lebih dari dua juta warga Palestina dari Gaza dan mengubah wilayah itu menjadi zona wisata bernama “Riviera”. Menanggapi situasi yang semakin memanas, Menteri Faisal menyerukan segera dilakukan gencatan senjata serta pentingnya pengiriman bantuan kemanusiaan tanpa hambatan ke Gaza.

Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, lebih dari 50.800 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak, tewas akibat kampanye militer Israel. Daerah Gaza kini dalam kondisi hancur dan hampir tidak layak huni. Israel kini menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional, serta surat perintah penangkapan terhadap pemimpinnya atas dugaan kejahatan perang.