Alasan Unik Pope Disebut Paus di Indonesia
Kedatangan Paus Fransiskus di Indonesia menjadi peristiwa yang sangat dinantikan oleh umat Katolik di seluruh negeri. Paus Fransiskus, yang memiliki nama asli Jorge Mario Bergoglio, adalah pemimpin tertinggi Gereja Katolik dan saat ini menjabat sebagai Sri Paus ke-266. Selain misa akbar yang akan diadakan, perhatian juga tertuju pada alasan di balik penerjemahan gelar “Pope” dalam bahasa Inggris menjadi “Paus” dalam bahasa Indonesia.
Asal Usul Gelar “Pope” dan Terjemahannya
Gelar “Pope” berasal dari bahasa Latin Papa, yang juga memiliki akar dari bahasa Yunani Pappas, yang berarti “ayah”. Sejak sekitar abad ke-9, gelar ini mulai digunakan untuk merujuk kepada Uskup Roma yang memimpin Gereja Katolik di seluruh dunia. Uskup Roma dianggap sebagai pemimpin tertinggi yang memiliki peran sebagai “ayah rohani” bagi umat Katolik di seluruh dunia. Panggilan ini mencerminkan peran dan tanggung jawab besar yang diemban oleh Paus sebagai kepala Gereja Katolik.
Dalam bahasa Indonesia, kata “Paus” digunakan untuk menerjemahkan gelar “Pope”. Kata ini diserap dari bahasa Belanda “de Paus”, yang memiliki arti yang sama. Belanda, bersama dengan beberapa negara Eropa lainnya yang berbahasa non-Latin, mengadaptasi gelar ini sesuai dengan bahasa mereka masing-masing. Di Prancis, misalnya, gelar ini disebut “Pape”, sementara di Jerman disebut “Papst”.
Sejarah Penyebutan “Paus” di Indonesia
Masuknya ajaran Katolik ke Indonesia tidak lepas dari peran bangsa Portugis yang tiba di Nusantara pada abad ke-16. Pada tahun 1512, Portugis tiba di Maluku dan mulai menyebarkan ajaran Katolik sebagai bagian dari misi penjelajahan mereka. Pengaruh Portugis dalam penyebaran agama Katolik cukup signifikan di wilayah ini.
Namun, setelah Belanda mulai menduduki Maluku pada tahun 1575, dominasi Portugis mulai berkurang. Pada masa ini, Belanda membawa ajaran Kristen Protestan ke Nusantara, tetapi sebutan “de Paus” tetap dikenal dan berkembang. Penyebutan ini kemudian diserap oleh bahasa Indonesia menjadi “Paus”, yang kini digunakan secara luas untuk merujuk kepada pemimpin tertinggi Gereja Katolik.
Peran Paus dalam Kehidupan Umat Katolik
Paus Fransiskus, seperti para pendahulunya, memiliki peran penting dalam kehidupan umat Katolik di seluruh dunia. Selain sebagai pemimpin spiritual, Paus juga sering kali menjadi simbol perdamaian, keadilan, dan cinta kasih. Kunjungan Paus ke berbagai negara, termasuk Indonesia, biasanya diiringi dengan pesan-pesan moral yang mendalam dan mendorong perdamaian antarumat beragama.
Di Indonesia, kunjungan Paus Fransiskus diharapkan dapat mempererat hubungan antarumat beragama dan memperkuat semangat toleransi. Misa akbar yang akan digelar selama kunjungannya juga menjadi momen bersejarah bagi umat Katolik Indonesia, di mana mereka dapat merasakan langsung kehadiran pemimpin rohani mereka.
Kesimpulan
Gelar “Pope” yang diterjemahkan menjadi “Paus” dalam bahasa Indonesia bukan sekadar penyebutan nama, tetapi mencerminkan peran penting dan sejarah panjang dalam tradisi Katolik. Kedatangan Paus Fransiskus di Indonesia menjadi momen berharga yang mengingatkan kita akan nilai-nilai kebersamaan, cinta kasih, dan kedamaian yang selalu diusung oleh Gereja Katolik. Dalam konteks sejarah dan budaya Indonesia, penyebutan “Paus” menjadi simbol penghormatan terhadap pemimpin rohani yang membawa pesan universal bagi seluruh umat manusia.