China Desak AS Perbaiki Pernyataan Mengenai Taiwan, Tegaskan Prinsip “Satu China”
Pemerintah China mengajukan permintaan kepada Amerika Serikat untuk segera memperbaiki pernyataan yang ada di laman Departemen Luar Negeri AS terkait Taiwan. Pernyataan itu sebelumnya menyatakan bahwa AS tidak mendukung kemerdekaan Taiwan, dan kini telah dihapus untuk mengikuti prinsip “Satu China” serta tiga komunike yang telah disepakati antara China dan AS.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, dalam konferensi pers pada Senin (17/2) menekankan pentingnya AS untuk mematuhi prinsip tersebut dan menangani isu Taiwan dengan sangat hati-hati agar hubungan kedua negara tetap stabil. Pada 13 Februari, Kementerian Luar Negeri AS menghapus kalimat yang menyatakan ketidaksukaan mereka terhadap kemerdekaan Taiwan dari situs mereka, menggantinya dengan informasi tentang penyelesaian sengketa yang harus bebas dari paksaan dan diterima oleh kedua belah pihak.
Guo Jiakun juga menyatakan bahwa AS harus menghentikan segala bentuk dukungan terhadap Taiwan, yang dianggapnya sebagai upaya untuk menghambat perkembangan China. Ia menegaskan bahwa hanya ada satu China di dunia dan Taiwan merupakan bagian integral dari negara tersebut. Menurutnya, sikap AS ini tidak hanya bertentangan dengan norma internasional, tetapi juga merusak stabilitas kawasan.
Perubahan pada laman situs Departemen Luar Negeri AS ini pertama kali diberitakan oleh media Taiwan pada 16 Februari. Meski pemerintah Taiwan menegaskan bahwa hanya rakyat Taiwan yang berhak menentukan nasib mereka, ketegangan tetap berlanjut terkait status politik pulau tersebut yang memiliki sedikit dukungan diplomatik internasional.